BOGOR, SCHOLAE.CO - Mantan Satpam Kampus IPB University
Bogor Hudi Santoso berhasil meraih gelar doktor lewat disertasi berjudul 'Model
Komunikasi Digital Desa Wisata dalam Pengembangan Kapasitas Pelaku Wisata di
Kabupaten Bogor'.
"Saya jadi satpam sekitar empat tahun di IPB. Persisnya
ketika pembangunan gedung Fakultas Kedokteran Hewan," ujar Hudi dalam
keterangannya, Selasa (29/3/2022).
Dia tak pernah menyangka bisa menempuh studi hingga program
doktoral di kampus bergengsi seperti IPB.
Hudi menorehkan prestasi membanggakan usai menjalani Sidang
Terbuka Promosi Doktor di IPB University, Bogor, Jawa Barat, Senin (28/3/2022).
"Sempat ngojek juga di kampus (IPB). Dari situ saya
berpikir kalau begini terus, hidup saya stagnan, gak ada perubahan.
Alhamdulillah, diberi kemudahan. Masuk diploma, lanjut S1 di UNS Solo, kemudian
lanjut lagi magister hingga doktor di IPB," kata Hudi.
Terkait disertasi, Hudi mengatakan kalau Kabupaten Bogor
memiliki potensi desa wisata yang sangat besar. Dengan 42 desa yang berpotensi
menjadi desa wisata dan 25 diantaranya sudah aktif sebagai desa wisata.
Hanya saja, kata Hudi, pengelolaan desa wisata ini dirasa
belum optimal terutama jika melihat potensi yang dimiliki.
Dia menjelaskan kalau pengelola desa wisata seharusnya
memiliki kemampuan dalam mengakses, mengelola, memanfaatkan berbagai platform
apps media untuk menyampaikan informasi, promosi, dan membangun reputasi desa
wisata yang dikelola.
"Para pengelola desa wisata belum mampu melaksanakan
praktik komunikasi pemasaran. Padahal ini merupakan unsur penting untuk
pengembangan dan keberlanjutan desa wisata yang mampu menghadirkan banyaknya
kunjungan wisatawan sehingga keuntungan dapat diperoleh secara optimal,"
lanjut dia.
Hudi menjelaskan bahwa komunikasi pemasaran lewat media
sosial sangatlah penting dalam mengembangkan desa wisata. Karena semakin tinggi
pemanfaatan media sosial seperti Facebook, instagram dan Youtube maka
komunikasi pemasaraan semakin meningkat popularitasnya.
Penelitian yang dilakukan Hudi menggunakan metode penelitian
survei terhadap 166 responden yang didapat dari 3.320 orang populasi pelaku
desa wisata di Kabupaten Bogor.
Penelitian dilaksanakan dari bulan Maret sampai dengan bulan
Juni 2020 di empat kecamatan, yaitu Pamijahan, Leuwiliang, Babakan Madang, dan
Tenjolaya.
Adapun tim pembimbing disertasinya terdiri dari Dr. Ir.
Amiruddin Saleh, MS, Prof. Dr. Ir. H Musa Hubeis, Diplome Ing, DEA, dan Dr. Ir.
Wahyu Budi Priatna, MSi. Sedangkan tim pengujinya adalah Prof. Dr. Ir. Pudji
Muljono, MSi dan Prof. Dr. Widodo Muktiyo, MCom.
Hudi, yang kini menjadi dosen tetap Sekolah Vokasi IPB itu
memaparkan bahwa untuk pengembangan desa wisata di Kabupaten Bogor dibutuhkan
dukungan dari semua pemangku kepentingan. Terutama dari pemerintah daerah
Kabupaten Bogor.
Pemerintah daerah perlu membuat kebijakan yang prioritas
seperti mengadakan pelatihan komunikasi pemasaran dan pemanfaatan media
digital, serta memfasilitasi modal untuk menguatkan kewirausahaan pelaku wisata
agar desa wisata menjadi semakin berkembang.
"Selain itu, pelaku desa wisata di Kabupaten Bogor
perlu membuka diri dengan cara aktif mencari informasi di media untuk meningkatkan
fasilitas di desa wisata. Seperti wahana atau spot foto yang menarik sehingga
dapat menarik wisatawan," katanya dikutip Antara.
Editor: Farida Denura