JAKARTA,
SCHOLAE.CO - News presenter, jurnalis dan aktivis media sosial Indonesia
sekaligus founder Narasi, Najwa Shihab SH, LL.M ketika tampil sebagai pembicara
dalam OSMARU (Orientasi Studi Mahasiswa Baru) Universitas Sahid, yang digelar
secara offline pertama kali pascapandemi pada Rabu-Kamis, 7– 8 September 2022
di kampus Usahid Jakarta memberikan Pembekalan Wawasan Kebangsaan bertema,
“Bangkit dan Berkarakter ”.
Di hadapan
700 mahasiswa baru USAHID, Najwa menantang mereka agar menjadi mahasiswa yang
berpikir dan bersikap kritis dan asa kepekaan dan bersuara.
Menurut
Najwa, ada banyak sekali isu dan tantangan di sekitar kita hari-hari ini.
Caritahu apa itu, asa kepekaan dan bersuara. Beranikan diri, untuk
mengungkapkan pendapat pada hal-hal yang penting untuk diketahui orang. “Kalau
masih muda tapi cari aman, mainnya netral-netralan apa gunanya status
mahasiswa, apa gunanya jaket almamater yang dipakai ini cuma jadi gaya-gayaan,
kalau hanya sekedar untuk foto selfie di medsos, tetapi kepekaannya tidak
diasah?”tantang Najwa.
Najwa
memantik semangat mahasiswa baru untuk berani berteriak pada hal-hal yang
janggal dimana yang harus dilakukan pemuda hari-hari ini adalah mengurangi gap.
“Mahasiswa
sekali lagi bukan hanya yang mencari ilmu tapi harus berdampak dan berpengaruh,”tegasnya.
Najwa mengajak
mahasiswa baru,”Mari tumbuhkan kesadaran kritis kita, dan saya selalu mengharap
banyak kepada mahasiswa sebagai kelompok pemuda yang seharusnya tidak punya
kepentingan apapun selain kepentingan publik dan republik. Tumbuhkan kesadaran
kritis, cari tahu apa yang penting, peduli”.
Saat ini menurut
dia ada gap atau jarak yang cukup jauh, antara negara dengan aparatnya dengan
warga negara. Ada ketimpangan, ada relasi kuasa yang makin lama-makin tidak
seimbang antara aparat, pejabat, dengan kita warga negara. Dan mahasiswa
harusnya bisa jadi kelompok yang merekatkan itu, harus bisa menemukan
solusi-solusi atas berbagai persoalan yang ada.
“Siapa lagi,
yang akan bisa membela warga yang ditangkap aparat serampangan. Siapa lagi yang
membela mereka-mereka didaplok oleh oknum aparat kalau bukan mahasiswa? Mereka
yang memperjuangkan hak atas lahan, siapa yang mau bersuara kencang kalau bukan
mahasiswa yang lihat KPK makin lama makin dilemahkan, UU di jalan ugal-ugalan,
maling-maling berdasi terus dapat keringanan hukuman dan polisi. Ya begitulan
polisi, sambo-sambo. Kepada siapa kita bisa berharap suara-suara murni tanpa
kepentingan apapun kalau bukan ada pada mahasiswa yang memang diajarkan untuk
mencaritahu, memilih, dan memilah informasi yang tidak gampang dibohongi dan suka
diskusi,” tantang Najwa lagi.
Lebih lanjut
kata Najwa, sekarang itu ruang publik kita dipenuhi kebisingan sehingga terkadang
kita tidak bisa membedakan mana yang sampah. Ada banyak sekali sampah khan
informasinya, mana yang fakta dan siapa lagi kalau bukan mahasiswa yang
diajarkan berpikir kritis? “Sekali lagi tumbuhkan kesadaran kritismu adik-adik,”ajaknya
lagi.
Kini, teknologi
akan menjadi kunci yang tak pernah lepas dari tangan kita sejak bangun tidur
hingga tidur kembali. Dan, itu bisa jadi alat yang sedemikian kuat. Ini era
baru pergerakan. Informasi itu segalanya hari-hari ini. Dan siapa yang paling
menguasai informasi ini kalau bukan kalian anak-anak muda yang sejak lahir pun
sudah lihat Ipad. Ini generasi digital native khan yang seluruh hidupnya
tergantung pada teknologi dari mulai makan semuanya pakai Grab food, Go Food dan
lain-lain.
Seluruh
hidup kita ada pada teknologi. Karenanya, mari gunakan itu bukan hanya untuk
memperbaiki kualitas hidup kita. Tapi juga memperbaiki kualitas hidup orang
lain. Ini era baru pergerakan dimana anak-anak muda bisa menggunakan platform
teknologi untuk bergerak, berkumpul, memperluas jejaring, memperkuat
solidaritas, dan juga menyatukan yang di ujung dan di ujung dari Aceh sampai
Papua. Negeri kita luar bisa besar, beragam dan hanya lewat teknologi kita bisa
menyatukan yang di Timor dan yang di Barat sehingga tidak ada yang tertinggal
dalam penderitaan.
“Mari
gunakan teknologi untuk menciptakan gerakan-gerakan yang bisa memultifikasi.
Dan ada banyak sekali contohnya, kita memprotes bisa ke change.com bikin
petisi. Ada orang yang teraniaya mari kita kumpulkan uang lewat crowd funding
lewat kitabisa.com. Kita mau bikin Gerakan Indonesia Digital Trend. Sekarang
lewat teknologi kita bisa belajar jarak jauh, kita bisa gali ilmu ada begitu
banyak cara asal kita mau lakukan dan perubahan itu perlu didorong,”lanjut
Najwa.
Kata Najwa,
kalau mahasiswa tidak galau, tidak resah itu artinya tidak cukup peka, tidak
cukup punya sensitivitas untuk memahami apa yang dialami oleh orang sekitar. “Hidup
bukan tentang kita dan apa yang ada di medsos kita adik-adik. Hidup itu juga
tentang keseharian orang-orang di sekitar kita. Jadi harus galau, harus resah,
harus bertanya-tanya dan yakinlah dalam perjalanan kalian menjadi mahasiswa dan
seterusnya pasti ada kebingungan, kalian akan berada di persimpangan ketika
mempertanyakan berbagai keputusan yang kalian ambil. Kalian akan meragukan
mungkin ilmu yang kalian tempuh, kalian ragu akan jurusan yang tepat bahkan
kalian akan mempertanyakan pertemanan, kalian akan mempertanyakan mimpi, masa depan,
dunia. Pasti akan ada momen-momen itu. Tapi tidak apa-apa karena sekali lagi,
maba- itu justru itu Manusia yang bertanya-tanya. Itu artinya MaBa,"ungkapnya.
MaBa Itu
Manusia yang Bertanya-tanya
MaBa kata
dia justru harus terus mempertanyakan hal-hal yang dianggap janggal. Karena
kalian itu bukan calon tenaga kerja, kalian itu calon pemimpin bangsa dan
pemimpin tidak pernah dilahirkan dari seorang cerdas yang terpenjara di dalam
kelas. Pemimpin sambungnya, tidak lahir dari orang-orang yang terpenjara dari
tembok-tembok kampus. “Kalau hanya mau jadi tenaga kerja, ngapaian kuliah
bagus-bagus di Sahid? Kalian harus jadi pemimpin bangsa yang punya kepekaan,
kegalauan, dan memegang teguh pada nilai-nilai dan itu yang harus kalian
usahakan selama menjadi mahasiswa di sini,”tegasnya.
Menjawab
pertanyaan salah seorang mahasiswa baru Najwa mengatakan keragamanan negeri ini
harus terus-menerus dirayakan. Saat ini kata dia bukan jamannya sensi sama
orang beda agama, SARA, orang yang pemahamannya beda dengan kita. “Wawasan
kebangsaan itu salah satunya belajar untuk tahu betapa beragamnya negeri ini
merayakan kekayaan itu. Wawasan kebangsaan itu salah satunya adalah terus
menerus menjaga integritas, nilai-nilai keadilan, antikorupsi dan itu yang
harus terus ditempa dan akan kita alami kalau kita memang banyak bergaul,
belajar untuk memaknai nilai-nilai yang kita alami. Ada banyak hal penting yang
harus kita jaga,”ungkap Najwa.
Menurut dia pemahaman terhadap wawasan kebangsaan dan keluasan negeri harus terus menerus diusahakan. Toleransi harus dijunjung, tidak sensi terhadap perubahan. Keberagaman negeri ini harus terus menerus dirayakan.
Lebih lanjut
Najwa mengatakan bahwa kampus perlu terus membuka diri pada perubahan dan
beradaptasi dengan kebaruan agar belajar menjadi proses yang menyenangkan dan
kreatifitas terus ditumbuhkembangkan. Mahasiswa yang akan mengharumkan
Indonesia dengan karya.
Najwa juga berpesan agar mahasiswa baru dapat berpikir jauh kedepan, menentukan prioritas, membuat terobosan, menjaga konsistensi, visioner, tidak melupakan kultur lokal dan bangga menjadi Indonesia ketika berselancar di dunia international. Masa depan harus disiapkan dari sekarang, bukan dinantikan. Mahasiswa adalah anak muda pilihan yang berkesempatan mereguk dalamnya sumur ilmu pengetahuan.
Sesuai core value Universitas Sahid yaitu Kewirausahaan & Kepariwisataan, OSMARU kali ini mengangkat nuansa Indonesia Timur sebagai bentuk dukungan untuk pemulihan pariwisata Indonesia yang menghadirkan ragam budaya dan tarian nusantara. Ketua Panitia OSMARU 2022, Tanjung Prasetyo, SE,MP (Kepalaa. Pusat Pengembangan Pendidikan BPMPP), saat ditemui mengatakan bahwa tema Bangkit dan Berkarakter diartikan yakni Bangkit menjadi mahasiswa berprestasi dengan inovasi dan kreatifitas yang bermanfaat bagi masyarakat serta Berkarakter yang berkebangsaan dengan berciri kepariwisataan dan kewirausahaan.
OSMARU dimulai pada pukul 08.00–17.00 WIB dibuka dengan penayangan teaser welcome to Usahid dan wonderland Indonesia di lanjutkan menyanyikan lagu Kebangsaan Indonesia Raya dan Hymne Usahid.
Hikmah Pembelajaran
Sambutan hangat bagi mahasiswa baru disampaikan Rektor USAHID Prof Dr. Ir. Kholil, M.Kom., IPU didampingi para Wakil Rektor. Bahwa adanya pandemi juga memberikan hikmah pembelajaran bagi mahasiswa. Kondisi ini diharapkan dapat memicu kreativitas dan inovasi semua pihak, disamping menguatkan implementasi adaptasi kebiasaan baru, yang saat ini masih masa transisi perkuliahan secara online dan ofline. Menjadi mahasiswa artinya memasuki fase kehidupan baru.
Turut memberikan sambutan Ketua Umum Yayasan Sahid Jaya – Prof. Dr. Nugroho B. Sukamdani, MBA, BET bahwa menjadi mahasiswa Universitas Sahid merupakan suatu kesempatan besar untuk membawa perubahan di masa depan. Mahasiswa akan belajar bekerjasama, berdiskusi aktif, melempar gagasan dan mewujudkan banyak pemikiran yang berguna bagi masyarakat. Mahasiswa harus bisa menghargai keberagaman dan kebhinekaan, mengasah kreativitas, berkomunikasi, menjalin relasi dan berkolaborasi, mengasah kepemimpinan dan menjunjung tinggi nilai-nilai kebangsaan, yang merupakan tujuan pembelajaran di Universitas Sahid.
Rangkaian acara OSMARU diisi dengan pemakaian jaket almamater oleh Ketua Umum Yayasan Sahid Jaya di damping Rektor kepada perwakilan mahasiswa baru dari 5 fakultas sebagai symbol mahasiswa baru secara resmi menjadi mahasiswa Universitas Sahid. Dilanjutkan dengan Penyerahan secara simbolis Beasiswa KIP (Kartu Indonesia Pintar), BPU (Beasiswa Prestasi Unggulan) dan YBJ (Yayasan Beasiswa Jakarta). Informasi mengenai layanan akademik dan keuangan di sampaikan oleh Moch. Sambas, SE, MM, Direktur Administrasi Akademik dan Ester Dwi Wahyuni, SE, MM, Direktur Keuangan & Bisnis.
Pengenalan Pola Ilmiah Pokok (PIP) Universitas Sahid yaitu Pariwisata dan Kewirausahaan juga disampaikan kepada mahasiswa baru. Aktivitas Pariwisata & Kewirausahaandi bahas dalam talk show oleh para Dosen Universitas Sahid yaitu Ismayanti Istanto, A.Par, M.Sc; Kania Ratnasari, ST,MIB; Tiku Purwowiratno, SE dan Muhammad Imam, S.Kom dengan moderator Euis Widiati, SE., MM. Guna membentuk karakter mahasiswa baru agar ketika lulus memiliki karakter berwirausaha, dibahas dalam Sharring Session dengan alumni sukses Universitas Sahid.
Untuk pengenalan fakultas, program studi, BEM dan HMP, para mahasiswa baru di arahkan ke fakultas masing-masing dan dilanjutkan dengan cek urine oleh BNN sebagai implementasi Usahid sebagai kampus anti narkoba. Overview pembinaan mahasiswa disampaikan direktur kemahasiswaan, pengembangan karakter dan alumni – Nani Rohani, SH, untuk memberikan pembekalan kepada mahasiswa baru agar dapat lebih cepat beradaptasi dengan lingkungan kampus dan sistem pendidikan di perguruan tinggi.
Dalam OSMARU juga ada inspiring session bersama para mahasiswa berprestasi Usahid dalam 7 bidang prestasi, diantaranya Naufal Dimas (Duta Anti Kekerasan); Irene (Prestasi Akademik); Hilda (Olahraga); Islamiati (Seni Fashion); Halimatu Sadiyah (Duta Bahasa); Sodiqun (program kreativitas mahasiswa); dan Ferianto ( Pengabdian masyarakat) dengan moderator , Yasser Arafat, SM (Head of Marketing).
Inspiring session diharapkan dapat menggugah motivasi, semangat, dan rasa percaya diri mahasiswa baru untuk berprestasi. Pengenalan UKM (unit kegiatan mahasiswa) juga ditampilkan dengan parade UKM dan kegiatannya, dilanjutkan pemberian motivasi oleh motivator Aris Ahmad Jaya, MM tentang bangkit & berkarakter. OSMARU ditutup dengan pagelaran budaya oleh para mahasiswa baru.
Editor: Farida Denura