AMI Mulyani,
mahasiswi Fakultas Farmasi Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta (UTA ’45
Jakarta) semester XI bukanlah mahasiswi biasa. Ami, begitu disapa adalah mahasiswi
penyandang disabilitas yang selepas SMA 2017 tepatnya September 2017 lalu
diterima sebagai mahasiswi di kampus nasionalis ini.
Selepas
lulus SMA, Ami sebenarnya ingin kuliah jurusan Psikologi di salah satu Universitas
di Jawa Tengah. Namun di tengah-tengah dirinya sedang mencari universitas yang diinginkan,
keluarga Ami menyarankan untuk berkuliah di Jakarta saja. Karena menurut mereka, “Buat apa kuliah jauh
kalau masih banyak universitas-universitas bagus di Jakarta?”.
Akhirnya
pilihan jatuh pada kampus UTA ’45 Jakarta. “Di bulan September 2017 ayah saya
memperkenalkan ke saya salah ke satu Universitas yang strategis untuk saya jangkau dari rumah di
Papanggo, Tanjung Priuk Jakarta Utara yang kebetulan jarak tempuh dari rumah ke
kampus hanya memakan waktu 10 - 15 menit saja,”cerita pehobi membaca dan
menulis.
Ihwal
memilih kuliah di Fakultas Farmasi UTA ’45 Jakarta karena sesuai dengan
ketertarikan saya dari kecil terhadap dunia kesehatan. Maka dari itu ketika dirinya
ada Prodi Farmasi, Ami langsung memutuskan memilihnya.
Meski
memilki keterbatasan Ami sangat percaya diri. Dirinya diterima oleh lingkungan
di kampus. “Selama ini, lingkungan kampus cukup baik dan kondusif, untuk
teman-teman dan lain-lainnya. Awalnya saya kira berinteraksi dengan teman-teman saya di kampus sulit, tetapi lama kelamaan
saya merasa nyaman dan percaya diri. Dan
bapak ibu Dosen Fakultas Farmasi pun selalu memberikan arahan, solusi dan motivasi
untuk saya.
Bungsu dari tiga bersaudara ini mengaku mengalami hambatan ketika memegang alat praktikum. Ami juga mengaku mengalami halangan selama kuliah yakni menjelaskan kepada mereka (orang) yang bertanya mengenai kondisi saya khususnya yang baru melihat kondisinya.
Namun
demikian Ami merasa nyaman. Banyak hal dilakukan Ami di laboratorium
namun dirinya tak mengalami hambatan karena peralatan seperti kursi tempat
duduk disesuaikan dengan kondisi fisiknya.
Dalam
percakapan dengan media ini Ami yang mengalami disabilitas sejak lahir
dikarenakan lahir secara prematur berharap agar UTA ’45 Jakarta dan khususnya
Fakultas Farmasi UTA ’45 Jakarta makin ditingkatkan lagi fasilitas.
“Saya sangat setuju dan mendukung keputusan yang diambil oleh kampus
dengan mendeklarasikan sebagai Kampus Inklusif dan
Ramah Disabilitas
karena menurut saya teman-teman penyandang disabilitas juga
berhak merasakan dunia perkulihan dan mendapat gelar yang mereka minati,”ungkap
alumni Madrasah Aliyah Serba Bakti Suryalaya, Tasikmalaya, Jawa Barat.
Ditanya
cita-cita perempuan kelahiran Jakarta 15 Juli 1997 yang sedang mempersiapkan
diri untuk menyusun skripsi sebagai tugas akhir ini dapat mengaplikasikan ilmu
yang telah didapat di masa perkuliahan dan dapat melanjutkan ke profesi maupun
jenjang selanjutnya.
Editor: Farida Denura