JAKARTA, SCHOLAE.CO - Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) Kiki Yuliati mengatakan diperlukan kolaborasi pemerintah dan industri dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan kompetensi para lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).
"Untuk mengimplementasikan nilai sistem pendidikan
vokasi perlu kolaborasi dari para pemangku kepentingan," kata Kiki Yuliati
dalam keterangan, di Jakarta, Jumat (21/4/2023).
Dalam konferensi di Hannover Messe 2023, Jerman, Kiki
Yuliati mengatakan ada tiga nilai utama dalam sistem pendidikan vokasi saat
ini.
Pertama, bagaimana pendidikan vokasi menyiapkan lulusan
sekaligus warga negara yang baik, yaitu yang mencintai Tanah Airnya.
Kedua, adanya peningkatan nilai ekonomi yaitu bagaimana
lulusan SMK bisa tegak lurus dengan kebutuhan industri.
Ketiga adalah nilai sosial, dimana siswa perlu memahami
bahwa keberadaan mereka di masyarakat harus membawa manfaat.
Untuk mewujudkan tiga nilai utama itu, kata dia,
Kemendikbudristek pun bekerja sama lintas kementerian untuk memetakan kebutuhan
yang diperlukan saat ini dan pada masa depan.
"Peta itulah yang akan menjadi panduan bagi
Kemendikbudristek untuk menyusun kebijakan yang berdampak pada SDM seperti apa
yang dibutuhkan. Kami menyiapkan tenaga kerja sesuai dengan kebutuhan industri,
supaya penyerapan tenaga kerja bisa mencapai level tertinggi," kata Kiki
Yuliati.
Kemendikbudristek membagi transformasi yang berada di bawah
payung Merdeka Belajar ini dalam enam kategori, mulai dari ekosistem, tenaga
pendidik, pedagogi, kurikulum, dan sistem evaluasi dalam pembelajaran.
"Yang kita utamakan adalah pendidikan yang berbasis
pada siswa dengan memberikan pendidikan menyenangkan. Ada pula beasiswa mulai
dari beasiswa industri, magang, teaching factory di sekolah dan kampus yang
dibangun dengan industri," ucap Kiki Yuliati diberitakan Antara.
Editor: Farida Denura